Strawberry Generation: Gen Z, Generasi Rapuh Berjiwa Kreatif dan Inovatif

Hari Senin, 6 Maret 2023, Gibran Rakabuming Raka selaku Wali Kota Surakarta mengadakan diskusi mengenai Pembinaan Gugus Tugas Kota Layak Anak Kota Surakarta Tahun 2023 di Solo Technopark. Dalam diskusinya, Gibran menyebut sebuah istilah yang baru-baru ini ramai dibicarakan, yakni strawberry generation. Istilah yang unik ‘kan, Techno Fellas? 

Strawberry generation mengacu pada generasi anak muda zaman sekarang, terutama Generasi Z atau Gen Z, yang memiliki kreativitas tinggi dan ide-ide cemerlang, tapi mereka cenderung mudah hancur saat berhadapan dengan tekanan dan tuntutan. Hal ini sama seperti buah strawberry yang mudah hancur. Itulah mengapa generasi itu dinamakan strawberry generation. 

Prof. Rhenald Kasali dalam buku Strawberry Generation, berpendapat bahwa generasi ini berjiwa kreatif dengan banyak ide bagus. Sayangnya, generasi ini mudah menyerah, mudah tersinggung, lamban, egois, dan memiliki pandangan pesimis mengenai masa depan. 

Gibran Rakabuming Raka sendiri secara singkat menjelaskan bahwa strawberry generation adalah generasi yang kreatif dan inovatif, tapi mentalnya rapuh. Oleh karena itu, ia beranggapan bahwa generasi ini perlu ditempa. 

Alasan yang mendasari eksistensi generasi strawberry yakni orang tua yang terlalu memanjakan dan mengontrol kehidupan anak sehingga anak tumbuh menjadi sosok yang bergantung pada orang tua. Akibatnya, anak jadi takut untuk mengambil keputusan dalam segala hal sebab orang tua terbiasa campur tangan atau membantu proses pengambilan keputusan.

Dalam diskusinya, Gibran menyebut model parenting dengan cara memanjakan anak bukanlah suatu hal yang selalu bijak sebab anak akan tumbuh menjadi individu yang manja alih-alih tangguh atau kuat. Gibran pun membandingkan perbedaan mentalitas antara anak zaman sekarang dan zaman dahulu dengan memberi contoh perbedaan hukuman di sekolah, tepatnya bagaimana ada atau tidaknya hukuman fisik yang diberi guru berdampak ke mentalitas murid. 

Dalam pertemuan di Solo Technopark pada hari Senin (06/03/2023), terdapat sebuah catatan yang menyatakan bahwa kurikulum lokal terkait pendidikan karakter dan satuan pendidikan anak diperlukan untuk mencegah strawberry generation. Salah satu saran yang disampaikan dalam diskusi ini yakni mewujudkan sekolah ramah anak dan pembekalan untuk melatih mental anak, contohnya melalui kegiatan ketarunaan. 

Strawberry Generation jadi topik diskusi dalam Pembinaan Gugus Tugas Kota Layak Anak Kota Surakarta di Solo Technopark.
Foto: Okky Bayu

Dalam Pembinaan Gugus Tugas Kota Layak Anak Kota Surakarta Tahun 2023, strawberry generation dianggap sebagai suatu hal yang perlu dicari solusinya agar anak muda mampu bertahan dalam kehidupan sosial sekaligus mencapai potensi maksimal mereka. 

Untuk mengulas kembali, strawberry generation mengacu pada generasi muda yang kreatif dan inovatif, tapi cenderung sulit memaksimalkan potensi mereka karena mereka dianggap mudah rapuh dan mudah menyerah. Masalah ini pun jadi salah satu catatan bagi pihak-pihak terkait di Kota Surakarta untuk mewujudkan Kota Surakarta sebagai Kota Layak Anak (KLA). 

Penulis: Frisca Rizti

Leave a Reply

Your email address will not be published.

Where Competence, Innovation, Technology and Business Grow.

Dapatkan berita terbaru dari kami.

Berita Terbaru